Pelatih Real Madrid asal Portugal, Jose Mourinho mengaku dirinya masih menggemari klub asal Italia yang pernah ditanganinya, Inter Milan.
Mourinho mengatakan di Inter dirinya telah mendapatkan suka duka.
"Saya (masih) melakukan perayaan ketika mereka menang, dan saya menderita ketika mereka kalah," ungkap laki-laki berusia 49 tahun itu seperti dikutip laman Football Italia.
Dia pernah melatih Inter Milan selama dua tahun pada 2008-2010, dan kebahagiaannya saat itu tidak pernah hilang dari ingatannya. Mourinho memberikan gelar Liga Champions, scudetto, dan Copa Italia bagi tim kesayangannya tersebut.
Pelatih yang berjuluk 'The Special One' itu juga mengaku sebenarnya ia tidak ingin meninggalkan Inter. Sebelum melatih Madrid, dia bahkan pernah menolak pinangan melatih di Santiago Bernabeu sampai dua kali.
Mourinho akhirnya tergerak pindah karena ada teman yang menyarankannya, selain dia sendiri terpikir akan cita-cita pragmatis menjadi pelatih yang bisa juara dengan tim di berbagai liga.
"Saya pindah karena jika bisa juara dengan Real Madrid maka akan membuat sebuah sejarah. Namun bagaimanapun juga hati saya tetap pada Nerrazurri," aku Mourinho.
"Tidak ada yang bisa memberikan kebahagiaan seperti ketika berada di Inter. Saya menangis lebih dari apapun ketika saya pergi," tambahny.
Mourinho mengatakan di Inter dirinya telah mendapatkan suka duka.
"Saya (masih) melakukan perayaan ketika mereka menang, dan saya menderita ketika mereka kalah," ungkap laki-laki berusia 49 tahun itu seperti dikutip laman Football Italia.
Dia pernah melatih Inter Milan selama dua tahun pada 2008-2010, dan kebahagiaannya saat itu tidak pernah hilang dari ingatannya. Mourinho memberikan gelar Liga Champions, scudetto, dan Copa Italia bagi tim kesayangannya tersebut.
Pelatih yang berjuluk 'The Special One' itu juga mengaku sebenarnya ia tidak ingin meninggalkan Inter. Sebelum melatih Madrid, dia bahkan pernah menolak pinangan melatih di Santiago Bernabeu sampai dua kali.
Mourinho akhirnya tergerak pindah karena ada teman yang menyarankannya, selain dia sendiri terpikir akan cita-cita pragmatis menjadi pelatih yang bisa juara dengan tim di berbagai liga.
"Saya pindah karena jika bisa juara dengan Real Madrid maka akan membuat sebuah sejarah. Namun bagaimanapun juga hati saya tetap pada Nerrazurri," aku Mourinho.
"Tidak ada yang bisa memberikan kebahagiaan seperti ketika berada di Inter. Saya menangis lebih dari apapun ketika saya pergi," tambahny.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar